Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Jumat, 29 Mei 2015

PENILAIAN BERBASIS KELAS



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Penilaian kelas adalah kegiatan rutin dan mutlak yang harus selalu dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Penilaian yang dilakukan pastinya tidaklah suatu kegiatan yang diperoleh dengan instant dan subyektif. Ini semua demi mencapai keberhasilan kegiatan belajar mengajar dengan hasil akhir yang sesuai diharapkan. Diperlukan berbagai macam metode, jenis penilaian tertentu yang disesuaikan untuk diimplementasikan kepada siswanya dikelas.
Standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator tertentu mungkin efektif dinilai melalui tes tertulis, tetapi kompetensi dasar dan indikator lainnya efektif dinilai dengan tes praktek. Secara umum penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan harian, pemberian tugas, dan ulangan umum. Ada banyak jenis penilaian berbasis kelas salah satunya adalah penilaian proyek.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan penilaian berbasis kelas adalah melihat kecocokan antara kompetensi yang terdapat dalam kurikulum dengan bentuk penilaian yang akan digunakan.

B.  Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan penilaian berbasis kelas?
2.      Apa jenis penilaian berbasis kelas?

C.  Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertianpenilaian berbasis kelas.
2.      Untuk mengetahui jenis penilaian berbasis kelas.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam arti “assessment”. Maksudnya, data dan informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan. Secara lebih spesifik, penilaian berbasis kelas dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan data dan informasi tentang hasil belajar peserta didik untuk menetapkan tingat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan yang dimaksud adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum.
Penilaian berbasis kelas dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar-mengajar. Penilaian dapat dilakukan baik dalam suasana formal maupun informal, di dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus. Istilah penilaian berbasis kelas digunakan untuk menggambarkan suatu penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian berbasis kelas ini bisa dipandang sebagai proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil-hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Proses ini mengidentifikasi pencapaian kompetensi atau hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.

B.  Jenis-Jenis Penilaian Berbasis Kelas
a.       Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja (performance assesment) adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, perilaku atau interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih otentik daripada tes tulis, karena lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya (Puskur, 2002) dalam Wiyono (2004: 35).
Penilaian unjuk kerja bisa digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam penyajian lisan, pemecahan masalah dalam kelompok, partisipasi dalam diskusi, kemampuan siswa menari, kemampuan siswa menyanyi, memainkan alat musik, dan sebagainya. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dengan berbagai konteks. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat penilaian unjuk kerja adalah:
·      Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir.
·      Menulis kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
·      Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat dipahami.
·      Mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati.
·      Menyediakan lembar pengamatan dan kriteria untuk setiap pilihan yang digunakan dalam lembar pengamatan atau penilaian
Penilaian hasil kerja dapat menggunakan daftar cek, skala penilaian atau rubik.
1.    Daftar cek, penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya – tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah.


Contoh Daftar Cek Keterampilan Penggunaan Termometer
No.
Aktivitas yang Diamati
Ya
Tidak
1.
Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan memegang bagian ujung termometer yang tak berisi air raksa.


2.
Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer serendah-rendahnya.


3.
Memasang termometer pada tubuh teman (di mulut atau di ketiak) sehingga bagian yang berisi air raksa terkontak degan tubuh pasien.


4.
Menunggu beberapa menit (membiarkan termometer menempel di tubuh pasien selama beberapa menit).


5.
Mengambil termometer dari tubuh pasien dengan memegang bagian ujung termometer yang tidak berisi air raksa.


6.
Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler dengan posisi mata tegak lurus.


Skor yang dicapai

Skor maksimum
6
2.    Skala penilaian, penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala rentang tersebut, misalnya, sangat kompeten – kompeten – agak kompeten – tidak kompeten. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Berikut contoh skala penilaian.

Contoh Skala Penilaian Keterampilan Penggunaan Termometer
No.
Aktivitas yang Diamati
Penilaian
1
2
3
4
5
1.
Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan memegang bagian ujung termometer yang tak berisi air raksa.





2.
Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer serendah-rendahnya.





3.
Memasang termometer pada tubuh teman (di mulut atau di ketiak) sehingga bagian yang berisi air raksa terkontak degan tubuh pasien.





4.
Menunggu beberapa menit (membiarkan termometer menempel di tubuh pasien selama beberapa menit).





5.
Mengambil termometer dari tubuh pasien dengan memegang bagian ujung termometer yang tidak berisi air raksa.





6.
Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler dengan posisi mata tegak lurus.






Skor yang dicapai


Skor maksimum

Tafsiran angka:
1: sangat kurang, 2: kurang, 3: cukup, 4: baik, 5: sangat baik.
3.  Rubik, adalah pedoman penskoran yang digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa berdasarkan jumlah skor dari beberapa kriteria dan tidak hanya menggunakan satu skor saja. Ini memuat klasifikasi nilai yang dapat diberikan pada siswa sesuai dengan unjuk kerja yang ditampilkan. Banyak ahli yang meyakini bahwa rubrik bisa meningkatkan hail belajar siswa.
                 Pada saat guru memeriksa hasil karya proyek, guru tersebut akan mengetahui secara implisit tentang bagaimana karya yang baik dan mengapa suatu karya digolongkan baik. Demikian halnya, pada saat siswa menerima rubrik lebih awal, mereka akan memahami bagaimana mereka akan dinilai dan mereka bisa mempersiapkan diri berdasarkan itu. Rubrik tersebut akan berfungsi sebagai scaffolding (acuan) yang dibutuhkan untuk meningkatkan mutu karya dan pengetahuan mereka.
Contoh Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Perencanaan Penyelidikan
Nilai
Kriteria
4
Amat Baik
  • Merumuskan gagasan secara jelas dan memprediksi apa yang akan diuji.
  • Mengumpulkan informasi awal yang relevan.
  • Merencanakan pelaksanaan penyelidikan secara rinci.
  • Memilih alat dan bahan yang paling tepat.
  • Mengajukan saran perbaikan yang tepat untuk kebutuhan penyelidikan tersebut.
3
Baik
  • Merumuskan gagasan yang perlu diuji dalam percobaan/penyelidikan.
  • Merencanakan suatu urutan pelaksanaan penyelidikan.
  • Memilih alat dan bahan yang cocok.
  • Mengajukan saran perbaikan penyelidikan tersebut.
2
Cukup
  • Dengan bimbingan guru, dapat mengajukan gagasan sederhana yang akan diuji.
  • Merencanakan percobaan tunggal secara garis besar.
  • Memilih alat dan bahan yang cocok.
  • Dapat menunjukkan adanya kelemahan dari rencana yang dibuat.
1
Kurang
  • Dengan bimbingan guru, dapat mengajukan gagasan sederhana yang akan diuji.
  • Terdapat banyak kelemahan dalam rencana penyelidikan yang dibuat.
  • Alat dan bahan yang dipilih kurang sesuai.
  • Tidak menyadari adanya kelemahan dari rencana yang dibuat.
0
Sangat Kurang
  • Tidak dapat mengajukan gagasan yang secara benar.
  • Belum memahami langkah-langkah penyelidikan.
  • Alat dan bahan yang dipilih tidak sesuai.

b.      Penilaian Melalui Penugasan (Proyek)
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
·         Kemampuan pengelolaan: kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
·         Relevansi: kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
·         Keaslian: proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa  petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Penilaian tugas dapat dilakukan terhadap proses selama pengerjaan tugas atau terhadap hasil tugas akhir. Dengan demikian, guru bisa menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating  scale).
Contoh Penilaian Proyek

 

Mata Pelajaran                 : Matematika.
Nama Proyek                   : Masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan balok.
Alokasi Waktu                 : Satu bulan
Aspek                               : Penalaran dan komunikasi.

Nama Siswa                     : ……………………             
Kelas/semester                 : V/1
No
Aspek
Skor (1 – 5)
1
Perencanaan:
a.       Persiapan
b.      Rumusan Judul

2
Pelaksanaan:
a.       Sistematika Penulisan
b.      Keakuratan Sumber Data/Informasi
c.       KuantitasSumber Data
d.      Analisis Data
e.       PenarikanKesimpulan

3
LaporanProyek
a.       Performance
b.      Presentasi / Penguasaan


Total Skor

Contoh Soal
Carilah benda berbentuk bangun ruang sederhana yang ada di sekitar rumahmu, misal benda itu berbentuk kubus, balok, limas, atau prisma.
Selanjutnya hitunglah berapa banyaknya air yang dapat dimasukkan ke dalam benda ruang tersebut.
c.  Penilaian Produk
     Penilaian hasil kerja ( produk) peserta didik adalah penilaian terhadap penguasaanketrampilan peserta didikdalam membuat suatu produk dan penilaian kualitas hasil kerja tertentu.Penilaian hasil kerja adalah penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, misalnya makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, pahatan), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, logam, dan sejenisnya. Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhir, tapi juga proses pembuatannya, misalnya kemampuan siswa menggunakan teknik menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, membakar kue dengan baik, dan sejenisnya (Puskur, 2002) dalam Wiyono (2004: 36).
     Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan perlu diadakan penilaian yaitu:
1)      Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2)      Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3)      Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.

CONTOH PENILAIAN produk

Mata Pelajaran                   : Matematika.
Nama Produk                    : Jaring-jaring bangun ruang sisi datar.
Alokasi Waktu                   : Satu bulan
Aspek                                : Pemecahan Masalah
Nama Siswa                       : ……………………              
Kelas/semester                   : V/2
No
Aspek
Skor (1 – 4)
1
Perencanaan Bahan


2
Proses Pembuatan:
f.       Persiapan Alat dan Bahan
g.      Tehnik Pembuatan
h.      Keamanan, Keselamatan danKebersihan


3
HasilProduk:
c.       Bentukfisik
d.      Inovasi



Total Skor


ContohSoal:
Buatlah jaring-jaring bangun ruang sisi datar masing-masing satu buah.
Ukuran panjang rusuk minimal 10 cm.
d.      Penilaian  Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode, hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan siswa. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan siswa dapat menilai perkembangan kemampuan siswa kemudian  melakukan perbaikan.
Teknik penilaian portofolio memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Jelaskan kepada siswa bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
2.      Tentukan bersama siswa sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara siswa yang satu dan yang lain bisa berbeda.
3.      Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.
4.      Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan siswa sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5.      Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para siswa. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para siswa.


Contoh Rangkuman Penilaian Portofolio
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu            : 1 Semester
Nama Siswa                :
 Kelas/Smt                   :
No
SK / KD
Skor
Prestasi
Keterangan
(1 – 10)
T
BT
1.
Menanggapi siaran atau informasi dari televisi/radio




2.
Dst











Total Skor




Catatan:
Setiap Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Kemudian Guru menjelaskan bobot dari setiap portofolio yang dibuat.
e.       Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian kompetensi kognitif di kelas,  misalnya peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu.
Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik,  peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain adalah sebagai berikut:
a)      Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri.
b)      Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
c)      Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagaiberikut:
1)      Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
2)      Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
3)      Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
4)      Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
5)      Pendidik mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
6)      Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.



Contoh Penilaian Diri
Mata Pelajaran                        : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas / Semester                      : II / 2
Estándar Kompetensi              : 4.  Menampilkan nilai-nilai Pancasila.
Kompetensi Dasar                   : 4.1 Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari.
Aspek                                      : Penerapan.

PETUNJUK :
1.      Isilah tabel di bawah ini dengan tanda ceklis (V) pada kolom yang sesuai
2.      Dengan pernyataan sikapmu terhadap pernyataan pada kolom sebelumnya.
No
Aspek Penilaian/Kriteria
Selalu
Kadang-kadang
Tidak Pernah
A
Kejujuran



1
Setiap hari berkata jujur kepada orang tua .



2
Mengembalikan uang kembalian belanja kepada orang tua .



3
Menyerahkan nilai ulangan di satuan pendidikan walaupun nilainya jelek.



4
Menyampaikan alasan yang benar ketika terlambat masuk kelas



B
Kedisiplinan



1
Datang ke satuan pendidikan tidak terlambat
Bahkan lebih awal.



2
Mengerjakan Tugas / PR sesuai dengan yang dujadwalkan.



3
Pulang sekolah langsung bermain dengan teman sebelum sampai ke rumah.



4
Mengerjakan ibadah tepat waktu.



Catatan :
Jika peserta didik memberikan jawaban tidak sesuai dengan kenyataan sehari-hari dari hasil pengamatan pendidik di satuan pendidikan, berarti Peserta didik tersebut tingkat kejujurannya perlu diperbaiki.
Penilaian Bebasis kelas, antara lain kuis, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan, laporan kerja praktik atau laporan praktikum, dan response atau ujian praktik”.
1.      Kuis, di gunakan untuk menanyakan hal-hal prinsip dari pelajaran yang lalu secarra singkat, bentuknya secara lisan singkat,  dan dilakukan sebelum pelajaran dimulai.
2.      Pertanyaan lisan di kelas, di gunakan untuk mengungkap penguasaan peserta didik tentang pemahaman konsep.
3.      Ulangan harian, di lakukan secara periodic pada akir pengembangan  kompetensi.
4.      Tugas individu, dilakukan secara periodic untuk diselesaikan oleh setiap peserta didik dalam waktu tertentu dan dapat berupa tugas rumah.
5.      Tugas kelompok, digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok dalam upaya pemecahan masalah.
6.      Ulangan semester, digunakan untuk menilaiketuntasan penguasaan kompetensi pada akir program semester.
7.      Ulangan kenaikan, digunakan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik menguasai materi dalam satu ajaran.
8.      Laporan kerja praktek atau laporan praktikum, digunakan untuk mata pelajaan yang ada kegiatan praktikumnya, seperti fisika, kimia, boilogi, dan bahasa.
9.      Response atau ujian praktik, di gunakan untuk mata pelajaran yanga ada kegiatan praktikunya. Tujuanya untuk mengetahui penguasaan akhir, baik dari aspek  kognitif maupun psikomotor.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
          Dari hasil pembahasan di atas, dapat di simpulkan bahwa penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam arti “assessment”. Maksudnya, data dan informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan.Tujuan umum penilaian berbasis kelas adalah untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran.
Objek penilaian berbasis kelas terdiri atas penilaian kompetensi dasar mata pelajaran, penilaian kompetensi rumpun pelajaran, penilaian kompetensi lintas kurikulum, penilaian kompetensi tamatan, dan penilaian terhadap pencapain ketrampilan hidup. Jenis-jenis penilaian berbasis kelas terdiri atas 6 jenis, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian skap, penilaian penilaian proyek, penilaian produk, penilaian portofolio, dan penilaian diri.

B.  Saran
       Sehubungan dengan kesimpulan di atas, mahasiswa di sarankan agar:
1.    Dapat mengetahui dan mengerti tentang penilaian berbasis kelas
2.    Dapat memahami manfaat dan objek penilaian berbasis kelas
3.    Dapat mengetahui dan memahami apa saja jenis penilaian berbasis kelas
4.    Dapat mengaplikasikan penilaian berbasis kelas secara baik dan benar








DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran, prinsip, teknik, dan Prosedur. Bandung: Rosda Karya.
Iskandar, Akbar. 2011. Penilaian Portofolio, (online). (http://akbar-iskandar.blogspot.com/2011/05/penilaian-portofolio.html diakases tanggal 31 Oktober 2014)
Rahmayantis, Dwi Marista. 2012. Penilaian Diri (Self Assesment) Membantu Mengatasi Masalah Belajar Peserta Didik, (online). (http://maristadwirahmayantis.blogspot.com/2012/10/penilaian-diri-self-assesment-membantu.html diakses tanggal 31 Oktober 2014)

0 komentar

Posting Komentar